Penambahan Bahan Kimia Pengendap Pada Instalasi

Proses koagulasi flokulasi dan sedimentasi atau kita sebut saja proses pengendapan dalam sebuah instalasi pengolahan air terjadi sebelum filtrasi atau penyaringan. Tujuan dari proses ini untuk mengurangi kekeruhan yang dapat diterima oleh filter. Filter pasir cepat hanya bisa menyaring optimal pada kekeruhan dibawah 10 NTU. Proses pengendapan ini disebut juga Pengolahan Pendahuluan / Pre-treatment. (Baca Teknik Dasar Pengolahan Air Bagian 8: Mekanisme Kerja Filter Pasir).

Pada bagian ini, pengendapan melibatkan bahan kimia pengendap. Pilihan bahan kimia ini banyak ditemui di pasaran bebas seperti Alumunium Sulfat, PAC, Fero Klorida, atau Feri Sulfat. Pilihan ini tergantung pada efektivitas dan efisiensi pengolahan, kualitas air baku, dan ketersediaan bahan. (Baca Teknik Dasar Pengolahan Air Bagian 3: Teknik Pengendapan/Sedimentasi).

Penambahan bahan kimia pengendap dimaksudkan agar terjadi reaksi antara padatan dalam air yang bersifat koloid (koagulasi) sehingga saling menyatu menbentuk gumpalan lebih besar (flokulasi) dan dengan gaya gravitasi akan mengendap ke dasar bak penampungan. (Baca Teknik Dasar Pengolahan Air Bagian 4: Pengendapan Secara Kimiawi).

Kadar yang ditambahan ke dalam air baku harus sesuai dengan takaran untuk menghindari efek buruk bagi kesehatan. Alumunium Sulfat harus ditetapkan takaran yang tepat agar hasil pengendapan benar-benar baik. Penentuan takaran Alumunium Sulfat yang dibutuhkan untuk sejumlah volume air baku ditetapkan melalui Metode Jar Test (Baca Teknik Dasar Pengolahan Air Bagian 5: Metode Jar Test Alumunium Sulfat).

Untuk PAC, Fero Klorida, dan Feri Sulfat tidak perlu dilakukan metode jar test seperti di atas, cukup dengan takaran perkiraan saja dan dikurangi secara bertahap setiap kali siklus pengendapan sampai ditemukan takaran minimal yang masih menghasilkan endapan sempurna.

Setelah kita melakukan perhitungan takaran yang dibutuhkan maka kita siap untuk menambahan larutan pengendap pada instalasi. Proses yang tidak boleh terlewati adalah proses pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Pada pengadukan cepat akan terjadi proses koagulasi dan pengadukan lambat akan terjadi proses flokulasi. Pengadukan ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan aliran air yang diatur kecepatannya maupun secara manual dengan mengaduk langsung pada penambungan.

Metode penambahan yang biasa dilakukan adalah:

1. Penambahan langsung pada bak pengendap.
  1. Timbang sesuai dengan takarannya setelah perhitungan.
  2. Bagi ke dalam 4 wadah/ember dan masing masing larutkan dengan air baku.
  3. Sesaat sebelum mengisi penampungan, larutan dari ember pertama dimasukkan dan lakukan pengadukan dengan menggunakan dayung besar.
  4. Setelah penampungan terisi air 1/4 bagian penampungan, larutan dari ember ke-2 dimasukkan dan lakukan pengadukan dengan menggunakan dayung besar
  5. Setelah penampungan terisi air 1/2 bagian penampungan, larutan dari ember ke-3 dimasukkan dan lakukan pengadukan dengan menggunakan dayung besar.
  6. Setelah penampungan terisi air 3/4 bagian penampungan, larutan dari ember ke-4 dimasukkan dan lakukan pengadukan dengan menggunakan dayung besar.
  7. Setelah penampungan terisi penuh, pengadukan terus dilakukan secara perlahan kurang lebih 15 menit dan biarkan air berputar dengan sendirinya.
  8. Metode ini hanya dapat dilakukan pada bak penampungan berbentuk silinder (tangki) terbuka. tidak cocok pada bentuk kolam persegi.
  9. Penempatan ujung saluran masuk hendaknya berada di atas bak penambungan dengan sudut arah aliran yang dapat membuat gerakan air berputar di penampungan.
  10. Dapat dimodifikasi dengan membuat penampungan larutan pengendap di atas penampungan dengan kran untuk menyesuaikan kecepatan memasukkan larutan yang disesuaikan dengan kecepatan pengisian air baku.
Prosedur Penambahan langsung pada bak pengendap
Prosedur Penambahan langsung pada bak pengendap


2. Injeksi pada saluran hisap pompa
Cara ini mudah dilakukan yaitu dengan menambahkan cabang saluran hisap pompa air baku untuk saluran larutan pengendap. Larutan ditempatkan pada wadah yang terhubung dengan saluran hisap dan diberi valve untuk mengatur kecepatan injeksi. Harap selalu disesuaikan kecepatan injeksi untuk menadapatkan dosis yang tepat.


Injeksi pada saluran hisap pompa
Injeksi pada saluran hisap pompa

Ketika larutan terhisap dan tercampur dengan air baku dalam saluran terjadilah pengadukan cepat. Apabila saluran pengirim dimodifikasi sehingga kecepatan aliran air lebih lambat terjadilah pengadukan lambat. Ketika air tiba di penampungan terjadi proses sedimentasi. Metode ini bisa dilakukan untuk penampunga berbentuk kolam persegi.

Hindari wadah larutan sampai kosong karena mengakibatkan udara terhisap pompa dan membuat gangguan pada pompa.

3. Injeksi pada saluran pengirim pompa.
Cara ini dilakukan dengan menambahkan suatu cartridge  yaitu sebuah piranti yang untuk menempatkan bahan kimia padatan dalam saluran pengirim. Piranti ini akan dialiri air baku sehingga bahan kimia tersebut larut dalam air baku dan terjadi reaksi. 

Atau dengan menggunakan semacam pompa dosing, yaitu pompa yang memiliki tekanan lebih besar dari tekanan air dalam saluran pengirim sehingga larutan bisa terinjeksi. Dosing pump elektrik mempunyai pengaturan secara elektrik untuk menyesuaikan dosis.
Ketika larutan terinjeksi dan tercampur dengan air baku dalam saluran terjadilah pengadukan cepat. Apabila saluran pengirim dimodifikasi sehingga kecepatan aliran air lebih lambat terjadilah pengadukan lambat. Ketika air tiba di penampungan terjadi proses sedimentasi. Metode ini bisa dilakukan untuk penampunga berbentuk kolam persegi.


Injeksi pada saluran pengirim pompa
Injeksi pada saluran pengirim pompa

Sekali lagi diingatkan bahwa teknik pengendapan bertujuan sebagai pre-treatment hanya untuk mengurangi kekeruhan hingga 10 NTU untuk filter pasir cepat atau 50 NTU untuk filter pasir lambat. Jika air baku di sumber tidak lebih dari itu tidak perlu dilakukan pre-treatment kecuali jika air hasil pengendapan ini akan digunakan sebagai barang konsumsi maka tingkat kejernihan harus memenuhi syarat yaitu dibawah 5 NTU.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin

Bagian 06: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat

Pengertian Instalasi Pengolahan Air