Bagian 03: Teknik Pengendapan/Sedimentasi

Teknik Pengendapan/Sedimentasi
Teknik sedimentasi dapat dilakukan dengan atau tanpa penambahan bahan kimia pengendapan atau yang disebut koagulan-flokulan. Koagulan berfungsi sebagai zat penggumpal dan flokulan berfungsi dalam reformasi partikel menjadi flok (gumpalan besar) dan mengendap.

Teknik Sedimentasi Secara Fisika
Secara sederhana metode sedimentasi fisika dilakukan hanya mengandalkan kekuatan gaya gravitasi bumi untuk menarik partikel dalam air dan mengendapkannya. Proses ini memerlukan waktu relatif lama. Teknik yang biasa digunakan disebut teknik 3 pot/wadah.
Teknik 3 pot adalah teknik membiarkan air baku dalam 3 pot selama beberapa hari dan secara berurutan dari pot pertama dipindahkan ke pot ke dua dan pot ketiga setelah masing-masih pot mengalami penurunan kekeruhan akibat sedimentasi.


metode 3 pot pengendapan pengolahan air



Keterangan Gambar:
  1. Pot 3 adalah pot yang diambil airnya untuk dipergunakan 
  2. Air dari pot 3 ditambahkan dari pot 2 dengan hati-hati agar endapan dari pot 2 tidak berpindah.
  3.  Pot 2 ditambahkan dari pot 1 dengan hati-hati agar tidak berpindah endapannya
  4. Pot 1 ditambahkan dari air baku. 
  5. Air harus dibiarkan seharian agar partikel mengendap dan baru proses dapat diulangi  Selalu gunakan air dari pot 3 yang telah mengendap setidaknya 2 hari sehingga kualitas air lebih baik. 
  6. Dapat digunakan kain sebagai saringan. 
  7. Selalu bersihkan pot setelah air kosong.

Teknik Sedimentasi Secara Kimiawi
Untuk mempercepat proses pengendapan, dapat pula ditambahkan bahan kimia koagulan-flokulan. Bahan pengendap ini ada yang berbentuk instan bermerek seperti WaterMarker atau Pur. Prinsip kerja produk ini adalah dengan memperbesar ukuran partikel yang ada dalam air sehingga proses pengendapan oleh gaya gravitasi bumi menjadi lebih cepat.
Selain produk instan, bahan kimia yang biasa digunakan secara umum adalah:

Alumunium Sulfat 
Karakteristik : Stabil dalam suhu dan kelembaban ruangan, mudah larut, dalam dosis optimum tidak membuat perubahan warna air.

Poly Alumunium Chrorida (PAC)
    Karakteristik : Tidak stabil dalam suhu dan kelembabab ruangan, mudah larut, dalam dosis optimum tidak membuat perubahan warna air.

     Fero Chlorida (FeCl3), Feri Sulfat (FeSO4)
Karakteristik : Karakteristik : Stabil dalam suhu dan kelembaban ruangan, memberikan warna kuning pada air

Bahan kimia tersebut dapat dengan mudah ditemui di pasaran bebas dalam kemasan eceran per kilogram maupun dalam kemasan sak atau botol. Seperti halnya penggunaan bahan kimia lainnya, koagulan-flokulan ini harus digunakan secara optimal agar tidak mengganggu kesehatan. Takaran yang tepat harus dihitung sebelum dipergunakan mengolah sejumlah volume air.

Di bawah ini contoh pengaruh penambahan Aluminium Sulfat terhadap kekeruhan




Grafik pengaruh penambahan alumunium sulfat
 

Terlihat bahwa setiap penambahan dosis Aluminium Sulfat akan mengurangi tingkat kekeruhan sampel air baku sampai di titik dosis tertentu dan kekeruhan akan kembali naik jika penambahan terus dilakukan setelah dosis yang memberikan kekeruhan yang terkecil tercapai. Dosis tersebut disebut dengan Dosis Optimum.

Untuk PAC dan FeCl3/FeSO4, kurva grafik berupa garis lengkung menurun diikuti garis mendatar setelah tercapai dosis optimumnya.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin

Bagian 06: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat

Pengertian Instalasi Pengolahan Air