Pemindahan/Transmisi Air

Pemindahan atau transmisi air dalam proses pengolahan melalui saluran baik dibantu energi mekanik maupun secara gravitasi. Proses transmisi ini memegang peranan vital dalam suatu instalasi pengolahan air termasuk dalam menghitung kapasitas produksi.Saluran transimisi berupa pipa jika berbentuk kaku dan selang jika berbentuk saluran fleksibel.

Pipa
Menurut bahan pembuatnya, jenis pipa terdiri dari:
  1. Pipa galvanis (Galvanized Iron Pipe), pipa besi yang dilapisi oleh galvanis. Tidak untuk air panas.
  2. PVC (Poly Vinyl Chloride), yaitu pipa yang terbuat dari bahan dasar vinyl yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan, tahan karat. Tidak untuk air panas.
  3. HDPE (High Density Poly Ethylene), Berbahan dasar Polyethylene dengan kepadatan tinggi sehingga menghasilkan pipa yang lebih tahan terhadap tekanan dan bahan kimia.
  4. Pipa Baja (Steel Pipe), Jenis pipa yang biasa digunakan untuk pasokan energi seperti air, gas, minyak.
  5. Pipa Tembaga, Pipa yang digunakan pada instalasi air panas.
  6. Pipa Beton (Precast), biasa digunakan untuk saluran drainase.
Contoh beberapa pipa yang banyak ditemui dipasaran bebas
Pipa PVC
Pipa PVC

Sambungan Pipa PVC
Sambungan Pipa PVC

Selang
Stuktur selang fleksibel sehingga dapat dipindah tempatkan tanpa merusak instalasi. Permukaan yang fleksibel terhadap tekanan menjadikan selang tidak pecah karena tekanan dari luar. Bentuk dan diameter selang bisa berupa karena pengaruh kevakuman pompa sehingga jenis selang dibedakan menjadi:

Selang Hisap
Selang Hisap
Selang Penghisap (Suction Hose), yaitu selang yang ditempatkan untuk menghisap cairan. Bentuknya lebih kaku karena diberi tulangan berbentuk spiral sehingga sering juga disebut selang spiral.






Selang Dorong
Selang Dorong
 Selang Dorong/Pengirim (Delivery Hose), yaitu selang yang ditempatkan untuk mengirimkan cairan. Selang ini harus memiliki tekanan air agar bentuk selang tidak gepeng dan debit pengiriman maksimal.

Ukuran pipa maupun selang biasanya dinyatakan dalam satuan INCH.


Pompa
Pompa bekerja secara mekanis memberikan energi kepada air sehingga timbul gerakan air dan berlangsung terus menerus. Gerakan air inilah yang disalurkan pada pipa atau selang sehingga air bisa berpindah. Pompa berdasarkan mekanismenya terbagi atas:
  • Pompa Rotari
  • Pompa Sentrifugal
  • Pompa Piston
Ciri utama pompa rotari adalah Penggunaan gir dalam ruang bersekat pada casing yang tetap. Biasanya pompa jenis ini dipergunakan untuk kebutuhan khusus industri.

Pompa Sentrifugal adalah pompa yang menggunakan baling-baling yang berputar dan memberikan energi kinetik pada air untuk bergerak. Pompa jenis ini yang paling banyak digunakan untuk memindahkan air.

Pompa piston memindahkan cairan berdasarkan gerakan maju-mundur piston. Pompa ini cocok untuk cairan kekentalan tinggi seperti lumpur.

Contoh pompa air dan penempatannya
Pompa Submersible
Pompa Submersible
Pompa Submersible (Pendam)
Pompa yang penggunaannya ditempatkan didalam air dan memompakan air dengan putaran impeler yang terendam dalam air. Biasa digunakan untuk pompa sumur dalam lebih dari 20 meter.







Jet Pump
Jet Pump
Pompa Jet (Jet Pump)
Pompa untuk kedalaman tertentu dengan memberikan tekanan tambahan pada pipa hisap. Biasa digunakan untuk sumur bor kedalaman menengah.





Pompa Air Dangkal
Pompa Air Dangkal
Pompa Air Dangkal
Pompa yang beredar dipasaran untuk sumur gali. Kedalaman permukaan efektif sekitar 7 meter.








Pompa Irigasi
Pompa Irigasi
Pompa Irigasi
Pompa dengan debit besar dan biasanya menggunakan tenaga penggerak berdaya besar. Pompa ini tidak untuk menghisap air dalam tetapi memiliki kemampuan dorong tinggi.






Spesifikasi Pompa
Max Capacity     = Debit biasanya dinyatakan dalam liter/menit
Suction Lift       = Daya hisap / ketinggian maksimal hisapan, dinyatakan dalam meter
Discharge Head = Daya dorong / ketinggian maksimal dorongan, dinyatakan dalam meter
Total Head        = suction Lift ditambah Discharge Head, dinyatakan dalam meter
Pipe Size          = Pipa hisap dan pipa dorong/pengirim, dinyatakan dalam inch

Instalasi Pompa
Perhatian:
  • Lindungi lubang pipa hisap dengan strainer (saringan) untuk mencegah kotoran kasar yang terdapat di air ikut terhisap yang dapat menyebabkan pmpa macet.
  • Pemasangan katup pada ujung pipa digunakan untuk mencegah aliran balik ketika pompa berhenti bekerja sehingga tidak ada udara masuk dan terjebak dalam pompa.
  • Pergunakan pipa atau selang hisap untuk saluran hisap
  • Untuk menghidari dry running yaitu kondisi pompa bekerja sedangkan air tidak mengalir karena adanya gelembung udara pada pompa, isi terlebih dahulu ruang pompa terlebih dahulu sebelum dioperasikan.
  • Kebocoran pada pipa dapat menyebabkan water hammer, yaitu kondisi tekanan air yang naik secara tiba-tiba karena adanya gelembung udaya yang terhisap. Selalu menggunakan pipa/selang yang baik.
Rangkaian Kerja Transmisi Air Baku Dalam Instalasi

Rangkaian Kerja Transmisi Air Baku Dalam Instalasi
Rangkaian Kerja Transmisi Air Baku Dalam Instalasi


  • Strainer dan Klep. Strainer adalah saringan kasar yang ditempatkan di ujung pipa hisap untuk menyaring kotoran kasar seperti lumut, rumput, sampah, dll. yang dapat menghambat kerja pompa dan pipa transmisi. Strainer berada sebelum klep. Klep (valve) adalah katup satu arah yang bekerja membuka ketika terjadi hisapan air dan menutup ketika tidak ada hisapan. fungsinya untuk mencegah air keluar dari pipa hisap ketika pompa berhenti bekerja yang berakibat masuknya udara pada pompa.
  • Pipa Hisap. Saluran yang berfungsi menghisap air oleh pompa. Perbedaan tekanan yang dibuat oleh pompa menjadikan air masuk melalui pipa hisap yang selanjutnya diteruskan pompa ke pipa pengirim.
  • Pompa. Alat yang bekerja menghisap dan mengeluarkan air.
  • Pipa Pengirim. Saluran yang hubungkan pompa dengan penampungan. 
  • Penampungan. Bak untuk menampung air baku. bak ini berfungsi memberikan nilai volume air yang akan diolah. proses koagulasi flokulasi membutuhkan nilai volume air baku yang akan diolah. Penampungan ini tempat terbentuknya sedimentasi partikel padatan air baku.
  • Koagulasi Flokulasi. Kadar bahan kimia yang dibutuhkan dihitung melalui Metode Jar Test. Metode Jar Test adalah metode untuk menentukan takaran bahan kimia yang dibutuhkan. Setelah didapat takarannya, penambahan bahan kimia tersebut bisa dilakukan dengan injeksi larutan bahan kimia tersebut pada pipa hisap, atau pipa pengirim, atau manual dengan cara menambahkan langsung pada penampungan. Agar terjadi proses pengadukan cepat dan lambat, ujung pipa pengirim ditempatkan sedemikian rupa pada penampungan yang mengakibatkan terjadi pergerakan air di penampungan. Lebih lanjut akan dibahas dalam artikel lain.


Comments

  1. Informasi yang menarik. Menjadi referensi tambahan untuk kami.
    Terima kasih..
    Regards,

    www.indopipa.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin

Bagian 06: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat

Pengertian Instalasi Pengolahan Air