Bagian 04: Pengendapan Secara Kimiawi
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bagian 3: Teknik Pengendapan/Sedimentasi,
Penggunaan bahan kimia sebagai agen pengendap sudah secara umum
digunakan. Seperti halnya penggunaan bahan kimia lain, takaran bahan
kimia yang dipergunakan harus sesuai dengan kebutuhan agar proses
berjalan efektif dan tidak menghasilkan sisa bahan kimia yang
membahayakan kesehatan.
Mekanisme pengendapan secara
kimiawi secara sederhana dapat dijelaskan bahwa partikel-partikel atau zat-zat
berada dalam air membentuk kondisi sebagai berikut:
- Larutan, kondisi ini bisa dipisahkan dari air dengan reaksi kimia atau destilasi. Contohnya larutan garam.
- Suspensi. Dalam kondisi ini secara kasat mata masih bisa terlihat partikel berukuran besar yang berada dalam air sehingga jika dibiarkan maka dengan sendirinya akan mengendap oleh gaya gravitasi. Contoh yang dapat diamati adalah campuran air dengan tanah.
- Koloid. Partikel-partikel yang berukuran mikro dan ringan akan melayang-layang dalam air. Kondisi ini diakibatkan adanya gaya tolak antar partikel yang menyebabkan partikel tersebut bergerak secara tidak teratur dan melawan garvitasi. Koloid dapat dicermati dengan adanya penghamburan cahaya berbeda dengan larutan yang tidak menghamburkan cahaya. Kondisi penghamburan cahaya dalam sistem koloid ini disebut Efek Tyndall dan gerak acak partikelnya disebut Gerak Brown.
Kekeruhan yang terjadi dalam air
berada dalam kondisi koloid. Koloid ini umumnya bermuatan negatif dan akibatnya
antarpartikel saling tolak menolak sehingga tidak mudah mengendap secara alami
dengan bantuan gaya gravitasi.
Penambahan
Alumunium Sulfat dimaksudkan adalah menambahkan ion positif yang akan mengikat
muatan negatif koloid. Ion positif ini menetralisasi dan membentuk jembatan
antar partikel koloid sehingga terbentuk partikel berukuran lebih besar, lebih
berat, dan stabil. Partikel tersebut akan ditarik gaya gravitasi untuk
mengendap. Kondisi dalam reaksi pengendapan tersebut dikenal sebagai koagulasi dan flokulasi.
Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi adalah kondisi partikel koloid yang terpengaruh oleh penambahan bahan kimia membentuk gumpalan yang ukuran dan massanya lebih besar dari sebelumnya. bahan kimianya disebut KOAGULAN.
Flokulasi adalan kondisi partikel koloid tersebut yang telah menggumpal dan memiliki berat jenis yang lebih besar dari air sehingga terbentuk flok-flok yang akan mengendap oleh gaya gravitasi bumi. Bahan kimianya disebut FLOKULAN
Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi adalah kondisi partikel koloid yang terpengaruh oleh penambahan bahan kimia membentuk gumpalan yang ukuran dan massanya lebih besar dari sebelumnya. bahan kimianya disebut KOAGULAN.
Flokulasi adalan kondisi partikel koloid tersebut yang telah menggumpal dan memiliki berat jenis yang lebih besar dari air sehingga terbentuk flok-flok yang akan mengendap oleh gaya gravitasi bumi. Bahan kimianya disebut FLOKULAN
Dalam hal penggunaan Aluminium
Sulfat sebagai koagulan, jumlah aluminium yang bertindak sebagai ion positif
harus sebanding dengan muatan negatif partikel koloid. Kelebihan ion positif
yang tidak mengikat muatan negatif koloid menghasilkan endapan aluminat yang berwarna
putih. Oleh sebab itu takaran atau dosis penggunaan Aluminium Sulfat harus
tepat.
Untuk mendapatkan takaran yang tepat dilakukan suatu percobaan yang bernama JAR TEST
Teknik Dasar Pengolahan Air
- Bagian 1: Mengapa Air Harus Diolah
- Bagian 2: Pemisahan Air Dari Partikel Pengotor
- Bagian 3: Teknik Pengendapan/Sedimentasi
- Bagian 4: Pengendapan Secara Kimiawi
- Bagian 5: Metode Jar Test Alumunium Sulfat
- Bagian 6: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat
- Bagian 7: Penyaringan/Filtrasi
- Bagian 8: Mekanisme Kerja Filter Pasir
- Bagian 9: Penghilangan Mikroorganisme Patogen
- Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin
- Bagian 11: Rangkaian Pengolahan Air
Comments
Post a Comment