Posts

Showing posts from December, 2013

Bagian 11: Rangkaian Pengolahan Air

Tulisan ini hanyalah sebuah resume dari dasar pengolahan air yang telah dibahas dalam 10 bagian sebelumnya. Rangkaian ini dimulai dari sumber air dilanjutkan dengan proses pengendapan baik secara fisika maupun dengan bantuan bahan kimia (yang disebut proses koagulasi-flokulasi) dan penyaringan (filtrasi). Air hasil pengolahan melalui proses tadi belum dapat dikatakan aman dari kontaminasi mikroorganisme sehingga tahap akhir dari pengolahan adalah desinfeksi dari mikroorganisme. Pemilihan sumber air sesungguhnya awal dari sebuah pengolahan. Secara prinsip, kerumitan dalam suatu pengolahan diawali dari cara memilih sumber air. Air dari hulu sungai akan lebih mudah diolah daripada yang di hilir. Air dari sumur dalam yang terlindungi dengan baik akan lebih mudah dari air danau. Seperti itulah awal dari pengolahan. Jika tidak ingin terjebak dalam kerumitan maka pilihlah sumber air yang tepat. Bijaksanalah jika menggunakan bahan kimia dalam memisahkan air dari partikel pengotornya.

Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin

Image
Kadar residu klorin bebas dalam air minum yang aman adalah antara 0,2 sampai 0,6 ppm. Senyawa HTH yang bereaksi dengan air akan terurai menjadi senyawa yang bereaksi dengan senyawa lain dalam air dan tersisa residu klorin yang bertindak sebagai desinfektan.  Senyawa HTH pun dapat bereaksi dengan senyawa nitrogen membentuk klorin terkombinasi yang masih memiliki efek desinfektan. Untuk menghitung kebutuhan HTH yang harus ditambahkan ke dalam air yang diolah dengan kadar residu klorin bebas yang diinginkan harus melalui tahapan percobaan terhadap variasi penambahan larutan HTH terhadap kadar residu klorin bebas pada waktu kontak tertentu. Percobaan yang dilakukan mirip dengan Jar Test pada penetapan jumlah Aluminium Sulfat yang dibutuhkan. Yang membedakan adalah konversi penimbangan HTH untuk larutan induk 1%, pengadukan, volume sampel air, dosis yang ditambahkan, dan teknik pengadukan.   Prosedur: 1. Buat Larutan Induk Klorin 1% dengan melarutkan 14,28 gram H

Bagian 09: Penghilangan Mikroorganisme Patogen

Image
Mikroorganisme patogen yang menjadi permasalahan utama dalam kesehatan adalah bakteri e.coli. Bakteri ini menyebabkan penyakit diare yang menjadi permasalahan besar ketika menjadi wabah. Sumber utama pencemaran bakteri ini adalah dari perilaku kebersihan manusia itu sendiri. Kotoran yang dihasilkan dari metabolisme manusia dan hewan mengandung banyak bakteri e. coli. Pola sanitasi yang buruk menyebabkan kontaminasi pada sumber air. Penentuan kadar e. coli ditetapkan dalam satuan per 100 ml sampel Coliform. Coliform adalah bentuk koloni bakteri e.coli yang berjumlah lebih dari sejuta bakteri dalam satu koloni. Pemeriksaan kualitatif maupun kuantitatif bakteri e.coli hanya dapat dilakukan dalam pemeriksaan labolatorium. Dalam air yang aman dikonsumsi, tidak boleh ada bakteri e.coli dalam 100 ml sampel atau 0/100 ml sampel. Untuk menghilangkan miktoorganisme (desinfeksi) dalam air dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut: Secara Fisika Merebus Pemaparan pada sinar matahari (Sola

Bagian 08: Mekanisme Kerja Filter Pasir

Image
Penyaringan atau filtrasi menggunakan media berpori atau bahan berpori lainnya untuk memisahkan komponen yang terkandung dalam air. Pori-pori ini yang dibentuk oleh media pasir sehingga padatan yang terkandung di air bisa terhambat dalam media dan air hasil olahan akan terbebas dari padatan tersebut. Padatan yang terkandung biasanya bebbentuk koloid maupun suspensi. Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Penyaringan secara mekanis. 2. Sedimentasi 3. Adsorpsi atau gaya elektrokinetik 4. Koagulasi pada filter bed 5. Aktivitas biologi Pada media pasir, pori yang terbentuk harus lebih kecil dari ukuran padatan yang terkandung dalam air. Pada filter pasir cepat, ukuran pasir  >0,55 mm dengan ketebalan 60-70 cm membentuk pori yang lebih besar dari filter pasir lambat yang memiliki ukuran pasir 0,15-0,35 mm dengan ketebalan 90-110 cm. Konsekuensi dari perbedaan filter pasir ini adalah pada kecepatan filtrasinya yaitu 4-21 m/jam untuk pasir cepat dan 0,1-0,4 m/ja

Bagian 07: Penyaringan/Filtrasi

Image
Penyaringan atau filtrasi adalah proses pemisahan komponen padatan yang terkandung di dalam air dengan melewatkannya melalui media yang berpori atau bahan berpori lainnya untuk memisahkan padatan dalam air tersebut baik yang berupa suspensi maupun koloid. Selain itu, penyaringan juga dapat mengurangi kandungan bakteri, bau, rasa, mangan, dan besi. Media yang digunakan sebagai penyaring dapat berupa media berbutir seperti pasir, atau tidak berbutir seperti kain katun, keramik, dan kertas. Penyaringan termasuk dalam rangkaian pengolahan air baik didahului dengan pengolahan pendahuluan ( pre-treatment) berupa proses koagulasi-flokulasi. Dilakukannya pengolahan pendahuluan tergantung pada tujuan penyaringan dan tingkat kesulitan dari air baku. Dalam penyaringan dengan media berbutir, mekanisme yang terjadi berupa: Penyaringan mekanis, Sedimentasi, Adsorpsi, Koagulasi pada wadah media, Aktivitas biologi. Sebagai sarana memisahkan komponen padatan dalam air, media sar

Bagian 06: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat

Image
B Al     =   Berat Alumunium Sulfat yang dibutuhkan, LI    =   Konsentrasi Larutan Induk, (g/l), DO  =   Dosis Larutan Induk yang ditambahkan pada sampel, (ml/l), Vab =   Volume air baku yang akan diolah, (l). Rumus di atas adalah rumus untuk menghitung banyaknya Alumunium Sulfat yang dibutuhkan dalam menjernihkan sejumlah volume air. Komponen yang perlu diketahui adalah Konsentrasi larutan induk, dosis optimum yang ditemukan dalam percobaan Jar Test, dan volume air baku yang akan diolah. Sebelum dilanjutkan pada cara menghitungnya, pelajari terlebih dahulu tentang Metode Jar Test Aluminium Sulfat. Larutan Induk Larutan ini adalah konsentrasi larutan Alumunium Sulfat dalam air. Biasanya konsentrasi yang dipergunakan  adalah 1% atau dengan melarutkan padatan Alumunium Sulfat 10 gram dalam 1 liter air bersih. Pemilihan konsentrasi ini adalah untuk mempermudah proses Jar Test dan perhitungannya. Dosis Optimum Dosis optimum di

Bagian 05: Metode Jar Test Alumunium Sulfat

Image
Terlihat bahwa setiap penambahan dosis Aluminium Sulfat akan mengurangi tingkat kekeruhan air baku sampai di titik dosis tertentu dan kekeruhan akan kembali naik jika penambahan terus dilakukan setelah dosis yang memberikan kekeruhan yang terkecil tercapai. Dosis tersebut adalah Dosis Optimum Untuk PAC dan FeCl 3 / FeSO 4, kurva grafik berupa garis lengkung menurun diikuti garis mendatar setelah tercapai dosis optimumnya. Untuk mendapatkan dosis optimum, dilakuan suatu percobaan terhadap variasi dosis Alumunium Sulfat terhadap kekeruhan 1 liter air sampel dalam wadah, yang disebut Metode Jar test. Jar Test adalah metode penentuan takaran Alumunium Sulfat yang diperlukan untuk menjernihkan sejumlah volume air baku. Prosedur: 1. Buat Larutan Induk Alumunium Sulfat 1% dengan melarutkan 10 gram Alumunium Sulfat ke dalam 1 liter air bersih (bebas kekeruhan). 2. Tampung ke dalam beberapa gelas (usahakan yang transparan) 1 liter sampel air

Bagian 04: Pengendapan Secara Kimiawi

Image
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bagian 3: Teknik Pengendapan/Sedimentasi , Penggunaan bahan kimia sebagai agen pengendap sudah secara umum digunakan. Seperti halnya penggunaan bahan kimia lain, takaran bahan kimia yang dipergunakan harus sesuai dengan kebutuhan agar proses berjalan efektif dan tidak menghasilkan sisa bahan kimia yang membahayakan kesehatan. Mekanisme pengendapan secara kimiawi secara sederhana dapat dijelaskan bahwa partikel-partikel atau zat-zat berada dalam air membentuk kondisi sebagai berikut: Larutan, kondisi ini bisa dipisahkan dari air dengan reaksi kimia atau destilasi. Contohnya larutan garam.  Suspensi. Dalam kondisi ini secara kasat mata masih bisa terlihat partikel berukuran besar yang berada dalam air sehingga jika dibiarkan maka dengan sendirinya akan mengendap oleh gaya gravitasi. Contoh yang dapat diamati adalah campuran air dengan tanah. Koloid. Partikel-partikel yang berukuran mikro dan ringan akan melayang-layang dalam air. Kondi