Bagian 11: Rangkaian Pengolahan Air

Tulisan ini hanyalah sebuah resume dari dasar pengolahan air yang telah dibahas dalam 10 bagian sebelumnya. Rangkaian ini dimulai dari sumber air dilanjutkan dengan proses pengendapan baik secara fisika maupun dengan bantuan bahan kimia (yang disebut proses koagulasi-flokulasi) dan penyaringan (filtrasi). Air hasil pengolahan melalui proses tadi belum dapat dikatakan aman dari kontaminasi mikroorganisme sehingga tahap akhir dari pengolahan adalah desinfeksi dari mikroorganisme.

Pemilihan sumber air sesungguhnya awal dari sebuah pengolahan. Secara prinsip, kerumitan dalam suatu pengolahan diawali dari cara memilih sumber air. Air dari hulu sungai akan lebih mudah diolah daripada yang di hilir. Air dari sumur dalam yang terlindungi dengan baik akan lebih mudah dari air danau. Seperti itulah awal dari pengolahan. Jika tidak ingin terjebak dalam kerumitan maka pilihlah sumber air yang tepat.

Bijaksanalah jika menggunakan bahan kimia dalam memisahkan air dari partikel pengotornya. Bahan dasar pengendapan secara kimiawi sesungguhnya aman, tetapi dalam kadar tertentu menyebabkan bahaya terhadap kesehatan. Perhitungan yang tepat mengefektif dan efisienkan proses pengendapan. Pemilihan bahan kimia harus dipertimbangkan secara bijaksana.

Filtrasi dengan debit besar jelas berbeda dengan filtrasi dengan debit kecil. Teknologi filter pasir lambat sudah dikenal sejak abad pertengahan. Filter pasir lambat memiliki keuntungan antara lain dapat menjernihkan air dengan kekeruhan yang besar (>50 NTU) dengan bantuan biota air yang dapat hidup di permukaan. Biota ini mampu menetralisir bahan organik, mangan dan besi secara efisien. Proses yang lambat ini harus ditutupi dengan instalasi yang besar untuk mendapatkan debit yang diharapkan.

Apapun jenis filternya, filter memiliki jam kerja atau yang disebut filter run. filter run adalah jangka waktu antar proses pencucian media filter. Banyak kegagalan dalam proses pengolahan air karena kurang perhatiannya pada proses pencucian. Filter pasir cepat dicuci dengan cara backwash yaitu dengan mengalirkan air bersih berlawanan arah dengan aliran produksi, sedangkan filter pasir lambat cukup dengan mengkikis lapisan atas media untuk dicuci.

Beberapa filter mampu menghilangkan bakteri. Kontaminasi ulang dari lingkungan terhadap air hasil olahan menjadi alasan dipergunakannya bahan kimia sebagai disinfektan. Gugus klor dari Klorin memiliki residu yang bertahan beberapa lama dalam air sehingga air olahan dapat terjaga. Klorin akan menjadi sangat berbahaya apabila berada di atas range amannya. 0,2-0,6 ppm kadar klorin adalah syarat air layak dikonsumsi.

Rangkaian pengolahan air ini digambarkan dalam bagan di bawah ini:

Sumber Air --> Flokulasi-Koagulasi-Sedimentasi (Pengendapan) --> Filtrasi --> Disinfeksi

Dari rangkaian dasar pengolahan air inilah instalasi pengolahan air bersih/minum dibuat.

Jika kita memahami dasar pengolahan air ini maka kita bisa merancang instalasi dengan tepat.

Sampai jumpa dalam pembahasan tetang instalasi pengolahan air minum/bersih

Comments

Popular posts from this blog

Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin

Bagian 06: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat

Pengertian Instalasi Pengolahan Air