Sumber Air dan Penilaiannya

Sumber air untuk dipergunakan atau dikonsumsi baik secara langsung maupun melalui proses pengolahan terlebih dahulu harus melewati penilaian. Dengan menilai, maka dapat dipilih sumber terbaik dan metode terbaik untuk menanganinya. Langsung dipergunakan ataukah melalui proses pengolahan? Seperti apakah proses pengolahan yang paling efektif? Semua itu menjadi pertimbangan awal.

Prinsip pemilihan sumber air baku adalah sumber air yang paling memungkinkan untuk diolah secara efektif dan efisien. Semakin sedikit partikel pengotor dan cemaran polutan baik organik dan anorganik, maka pengolahan jauh akan lebih mudah dan memungkinkan dengan cara sederhana. Keberadaaan sumber sangat erat hubungannya dengan kualitas air baku.

Beberapa sumber air yang dapat dipergunakan:

1. Air permukaan

2. Air sumur dangkal

3. Air sumur dalam/artesis

Dalam hal ini kita tidak berbicara tentang air laut maupun air hujan walaupun keduanya merupakan sumber air juga.

Sumber air permukaan, sebagai contoh, mata air, sungai, danau, saluran irigasi, kolam, dan lain-lain, mempunyai karakteristik yang sangat terpengaruh oleh keadaan lingkungannya. Jika sungai yang berada di hilir area pertanian akan mempunyai kekeruhan yang tinggi apalagi ketika musim olah  tanah dan perhatian khusus pada pencemaran peptisida dan pupuk kimia pada saat musim tanam. Bila sumber air tersebut berada pada kawasan industri, sangat diperhatikan masalah polusi limbah yang diakibatkan aktivitas pabrik.

Air sumur dangkal memiliki tingkat keamanan terhadap pencemaran lebih baik dari sumber air permukaan. Permasalahan yang umum terjadi adalah debit yang terbatas dan penceramaran dari resapan sistem sanitasi penduduk.

Sumur air dalam memiliki tingkat keamanan dari polusi yang tinggi. Kekeruhan maupun pencemaran mikroorganisme hampir tidak pernah dilaporkan terjadi pada instalasi sumur dalam yang baik. Pemasalahan air yang timbul biasanya pada hal tingginya kadar logam seperti mangan dan besi.

Keberadaan mangan dan besi seperti hanya besarnya tingkat kekeruhan atau turbidity mempengaruhi cara bagaimana mengolah air dari sumber tersebut. Beberapa parameter yang menjadi pertimbangan:

1. Fisika

Warna, Bau, dan Rasa

Turbidity/Kekeruhan, dinyatakan dalam satuan NTU (Nepelolometric Turbidity Unit)

Conductivity/Salinitas, dinyatakan dalam satuan Siemen.

2. Kimia

Kadar zat organik, seperti Nitrat, Nitrit, kadar oksigen terlarut (COD), Amoniak, dan lain-lain

Kadar zat anorganik, seperti kadar besi, kadar aluminium, kadar mangan, kadar logam berat, kadar arsenic, dan lain-lain.

3. Mikroorganisme

Kadar bakteri terutama bakteri e. coli dalam bentuk coliform dalam 100 ml air sample

Tidak semua parameter di atas harus diperiksa secara laboratorium. Melalui pengamatan lapangan dapat pula disimpulkan kelayakan sumber air untuk diolah secara mudah. Sumber air permukaan berada di hilir kawasan industry, dikhawatirkan pencemaran limbah industri berada dalam sumber.

Penilaian sumber air sangat berpengaruh pada teknik pengolahan. Pada kasus sumber air mengandung kadar besi dan mangan tinggi, maka metode aerasi pada awal siklus pengolahan dapat dilakukan untuk mengurangi kadar besi dan mangan tersebut yang dilanjukan dengan penambahan karbon aktif untuk menghilangkannya. Untuk menangani  pencemaran mikroorganisme yang tinggi maka proses klorinasi harus dilakukan pada awal siklus untuk menghindari kontaminasi pada air hasil olahan maupun operator. Banyak hal yang dapat dianalisis dari data sumber air yang menjadikan metode pengolahan efektif dan efisien.

Comments

Popular posts from this blog

Bagian 10: Menentukan Kebutuhan Klorin

Bagian 06: Perhitungan Penetapan Kebutuhan Alumunium Sulfat

Pengertian Instalasi Pengolahan Air